Cerita dari Pinggir Selokan

Ini adalah sebuah pengalaman dari seorang teman yang ia ceritakan kurang lebih dua bulan yang lalu.  Singkat cerita teman saya itu sedang mencucikan motornya di sebuah tempat cuci motor. Jalan di depan tempat cuci motor itu sempit, paling-paling hanya selebar empat meter. Di salah satu sisi jalan terdapat sebuah selokan yang cukup dalam dan lebarnya hampir sama dengan jalan itu. Sambil menunggu motornya dicuci, teman saya memperhatikan ada dua orang lelaki paruh baya yang sedang mengendarai motornya masing-masing bersebelahan. Mereka berdua tampaknya sedang asyik ngobrol. Dari arah belakang dua orang bapak tersebut muncullah sebuah motor besar menyalip kedua bapak itu sehingga praktis memotong jalur dari seberang. Dari arah berlawanan ternyata ada seorang wanita muda melaju dari arah berlawanan dengan motor besar dan kedua bapak tadi. Karena kaget berusaha menghindari motor besar, wanita tadi terjatuh di tepian jalan. Masih untung dia tidak tercebur ke dalam air selokan. Pengendara motor besar tadi entah tahu atau tidak kalau wanita itu terjatuh, tetap saja jalan terus. Melihat wanita itu jatuh, spontan kedua bapak tadi menghentikan kendaraannya dan berusaha menolong wanita tadi. Sambil mendekati untuk menolong, kedua bapak tadi mengumpat pengendara motor besar yang menurut merek ugal-ugalan. Namun apa yang didapat oleh kedua bapak tadi, bukannya ucapan terima kasih dari si wanita tetapi wanita itu balik memarahi kedua bapak yang berusaha menolongnya. Lho, kenapa kedua bapak tadi dimarahi oleh si wanita itu? Rupa-rupanya si wanita memarahi kedua bapak tadi karena melihat mereka berjalan bersebelahan sehingga memakan jalan cukup banyak dan menurut si wanita, kedua bapak tadi juga ikut andil atas jatuhnya dia dari motornya.

Sekarang pertanyaannya adalah, cerita di atas termasuk cerita lucu, sedih atau cerita apa? Jawabannya bermacam-macam.

1. Cerita tadi adalah cerita sedih dan mendebarkan, jika dilihat dari  sisi wanita tadi karena dia yang menjadi korban. 
Hal-hal yang tak terduga memang sering muncul dalam hidup dan tidak dapat dihindari.

2. Cerita tadi merupakan cerita sambil lalu, jika dilihat dari sisi laki-laki pengendara motor besar. Ia seakan-akan tidak mengetahui bahwa ada seorang perempuan terjatuh karenanya. 
Kadang kita tanpa sadar berbuat salah terhadap orang lain.

3. Cerita tadi adalah cerita memalukan, jika dilihat dari sisi kedua bapak. Berniat baik menolong malah dapat marah. 
Terkadang kita terlalu cepat menyalahkan orang lain tanpa melihat terlebih dahulu kesalahan diri sendiri.

4. Cerita tadi merupakan cerita lucu, jika dilihat dari sisi teman saya. Dia hanya menonton dan tertawa dalam hati. Untung teman saya tidak tertawa terbahak-bahak walau pun kejadian tersebut menggelikan. Jika dia tertawa keras, bukan tidak mungkin dia akan dapat marah si wanita dan kedua bapak tadi karena dianggap mengolok-olok.
Kadang kita perlu menertawakan kekonyolan-kekonyolan dalam hidup ini, termasuk menertawakan diri sendiri. Sebuah tragedi yang terjadi saat ini, kelak bisa menjadi sebuah komedi yang dapat kita tertawakan, karena ada rumus: KOMEDI = TRAGEDI + WAKTU atau dengan kalimat yang lebih indah: "hanya waktu yang dapat menyembuhkan luka"

6 tanggapan:

Posting Komentar